Selasa, 15 Juni 2010

TAKDIR

TAKDIR
Bagikan
01 Mei 2010 jam 22:44
Aku tak pernah menyalahkn takdir
Ini semua kuasaNya
Akupun takan memaksa tuk menjawabnya
karena tak mungkin dapat terjawab

Langit hanyalah sebagai saksi
Begitupun laut, dan buihnya
Akupun tetap merayap dalam gelap
Meskipun berjalan tertatih-tatih

Tampa tongkat dan lentera
Aku berjalan terseok-seok
Terkadang aku bingung dan limbung
Kemana akan kutuju

Aku ingin berlari
Mengejar kapal untuk berlayar
Tapi ombak menerjangku
Melemparkarku hingga jauh ketepi pantai

Aku terkulai lesu
Menatap kapal jauh melaju
Akupun menangis sendu
Ini memang takdirku

Masih adakah hari esok untukku?

Minggu, 13 Juni 2010

Curhatku

by : Wiwin Winarsih - Bandung
dated : 13 April 2010 jam 17:21

Kulalui hidup ini............
Kuarungi hidup ini sendiri...........
Kuhadapi kepedihan inipun sendiri..........
Tampa bisa kumengadu.........
Tampa bisa kumengeluh...........
Dan kutangisi nasib inipun sendiri

Tiada teman yg dapat kuajak bicara
Tiada teman yang dapat kuajak berbagi
Mungkin ini sudah nasibku..........
Mungkin ini sudah takdirku.........
Semua beban hidup ini kutanggung sendiri
Semua derita ini kurasakan sendiri

Kurasa kini aku lelah sudah
Sekian lama hidup dalam duka
Sekian lama hatiku terluka
Sekian lama air mataku terus menetes
Tampa ada satu penyelesaian
Tampa ada satu keputusan

Haruskah aku terus begini?
Dimana nuranimu?
Dimana perasaanmu?
Apakah kau tlah buta?
Apakah kau tlah tuli?
Mengapa kau tak punya hati?

Ya Alloh kapankah semua ini kan berakhir?

Satu Miliar Berkah Bagi Desa

Satu Miliar Berkah Bagi Desa
Oleh M.Syahri Nurwahab

Orang bergemas ria mendengar guliran angka fantastis dari Senayan 15 M untuk daerah pemilihan (dapil) dan 1 M untuk tiap desa. Sebagai trik politik usulan Golkar betul-betul mengena, semua tertarik semua mengkritik padahal semua belum pernah menelisik.

Terlepas dari semuanya karena penulis asli orang desa dan telah beberapa saat berada di pemerintahan desa membaca angka itu tidak heran dan kaget lagi karena hal itu khususnya dana desa 1 M pernah dilemparkan ke publik dua tahun yang lalu.Lontaran ini disampaikan oleh saudara kita Sudir Santoso SH Kepala Desa Winong Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati selaku Ketua Parade Nusantara ( Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa Nusantara).

Dia berpendapat bila desa hanya dikucuri dana katakanlah rata-rata sebesar 100 juta rupiah setiap tahunnya seperti sekarang ini kapan desa akan bangkit, apalagi maju. Dengan dana sebesar itu kenyataannya dan terbukti desa tampak belum berubah banyak dan dapat dikatakan masih seperti yang dulu. Dengan aturan yang boleh dipergunakan untuk pembangunan phisik hanya sebesar 70% nya hal ini lebih mempersempit volume pembangunan yang bisa dilakukan oleh desa. Tuntutan Parade Nusantara mengharapkan bantuan untuk desa adalah 10% dari APBN setiap tahunnya. Jika tahun 2010 APBN-P sebesar Rp. 1.104,6 T mestinya alokasi dana desa (ADD) mendapat kucuran Rp, 110,46 T. Menurut BPS desa di Indonesia saat ini 62.806 desa, kalau hanya mendapat rata-rata bantuan 100 juta berarti baru Rp. 6,280 T atau hanya 0,57% dari APBN sangat jauh dari angka 10%.

Seharusnya rakyat desa maupun kota semua sepakat yang perlu disejahterakan dan dimakmurkan adalah desa, karena sumber segalanya berada didesa. Namun selama ini yang dibangun kota sehingga masyarakat desa tercerabut menggelandang ke kota untuk mencari nafkah disana karena didesa tidak ada lapangan pekerjaan. Padahal kepergian penduduk desa ke kota yang tanpa ketrampilan memadai hanyalah memindahkan kemiskinan dan penyakit sosial kekota. Pantas saja semua walikota kedodoran menata warga yang menghuni kotanya apalagi kota Jakarta dan sekitarnya penuh sesak penduduk, kumuh dan jorok adanya. Mana mungkin dapat penghargaan Piala Adipura.

Kalau yang dibangun desa dengan dana cukup, berangsur kedepan wajah desa akan berubah, tata ekonomi juga berubah, pembukaan lapangan pekerjaan bisa diupayakan, proses produksi hasil pertanian bisa ditingkatkan sehingga secara perlahan bisa menahan arus urbanisasi ke kota karena didesa bisa diharapkan mendapat penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.

Beri kepercayaan,
Oleh karenanya jika wacana 1 M untuk satu desa, seluruh desa di negeri ini akan mendapat anggaran sebesar RP. 62,80 T atau baru 5,7 % dari APBN yang nota bene baru setengah dosis yang diusulkan Parade Nusantara. Kemudian pertanyaan akan segera muncul, mampukah desa mengelola dana sebesar itu, jangan-jangan akan hanya memperkaya Kepala Desa dan Perangkat Desanya. Penulis selaku mantan Sekretaris Desa di Kebumen merasa yakin semua desa akan mampu. Hal ini perlu diberikan kesempatan dan diberikan kepercayaan kepada para pemangku kepentingan untuk membuktikannya. Dengan pendampingan perangkat daerah diatasnya semuanya akan berjalan sesuai aturan yang ada. Kalau seorang Bupati mengelola dana APBD sebesar Rp.1.000 M kenapa seorang Kepala Desa mengelola dana yang hanya 1/1000-nya harus dicurigai dan diragukan. Hal ini tidak pada tempatnya untuk dijadikan alasan untuk tidak menyetujuinya, kalaupun ada satu dua Kepala Desa yang korupsi itu merupakan hal yang sama dan sebangun ada juga satu dua Bupati / Walikota yang masuk penjara.

Dengan asumsi bisa digunakan untuk pembangunan phisik 80%, mudahlah bagi Kepala Desa dan LKMD-nya untuk melaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) yang telah disusunnya. Kabupaten tidak usah terlalu repot untuk merencanakan pembangunan dipedesaan karena sudah dilakukan oleh desa masing-masing. Dengan dana sebanyak itu ekonomi rakyat pasti akan bergerak yang dampak positipnya adalah meningkatkan daya beli rakyat.,Badan Usaha Milik Desa bisa ditumbuhkan dan diberdayakan untuk memenuhi kepentingan penduduk dalam banyak hal.

Bila dana itu ada, desa miskin di Jawa Tengah yang diperkirakan berjumlah 1.717 desa segera dapat diupayakan berubah menuju desa maju, maka seluruh desa di Jawa Tengah yang berjumlah 8.560 akan tersambung dengan jalan aspal dan juga secara online niscaya semuanya bisa berdaya bagaikan menikmati kenyataan yang selama ini hanya sebuah mimpi. Bagaimanapun usulan dan wacana 1 M untuk tiap desa perlu didukung oleh semua pihak agar desa di Kebumen dan Jawa Tengah bisa maju. Bila desa maju dan kuat, Kabupaten akan maju. Desa Maju bukan impian tapi akan jadi kenyataan. Rakyat sejahtera kemiskinan berkurang, jika hilang itu tak mungkin, tetapi dengan 1 M pastilah desa menjadi barokah.

M.SYAHRI NURWAHAB
Pegiat Forum Penulis Kebumen

Alamat : Desa Candiwulan Rt 03/01 - Kebumen 54351
Rek.Bank Danamon : No. 95436101

Rabu, 09 Juni 2010

SENDIRI BERTEMAN MIMPI......by : M.SYAHRI NURWAHAB

Lukaku menganga bernanah merah
Sakit menghunjam relung jantung
Perih merintih sepanjang waktu
Sendiri dikamar sunyi,

Lukaku menganga penuh derita
Hatiku hancur berkeping-keping
Tangisku sedih berisak sendu
Sendiri diruang mati,

Lukaku menganga menunggu hari
Siapa gerangan yang peduli
Menyapa indah dengan hati
Sendiri berteman mimpi.

Mimpiku indah sekali
khayalku melayang tinggi
Lukaku sembuh sendiri
Sendiri tentram dihati,

Kebumen, malam Kamis Wage.
27 Jumadilakhir 1431 H

Jumat, 04 Juni 2010

MASIH ADA TUHAN ....... BY M.SYAHRI NURWAHAB

MASIH ADA TUHAN

Malam sunyi aku sendiri
Pikiran melayang entah kemana
Subuh hampir tiba
Malampun hampir purna
Sedangkan jiwa masih merana,

Ada sesuatu yang hilang
Ada sesuatu yang menjauh
Hidup terasa sepi
Seperti malam ini
Kemana kiranya aku harus lari

Pagi hampir menjelang
Siang hampir datang
Yang kutunggu belum datang
Entah kemana ia terbang
Membawa asa melayang-layang.

Termenung aku sadar
Aku tak pernah sendiri
Masih banyak teman
Aku masih punya Tuhan
Semuanya Dia cukupkan.

Malam Jum'at Pon 03.17 pagi.

SUDAGAR VERSUS KYAI

PILBUP KEBUMEN : PENGUSAHA VERSUS KYAI
Oleh M.Syahri Nurwahab

Kalau jaman Belanda sudagar dan kyai tergolong kelompok orang yang ”anti govermen” kini telah berganti jaman banyak pengusaha dan ulama yang ingin berebut jadi “orang pemerintah”.

Terbukti di Kebumen dalam beberapa hari mendatang (6/6) akan “bertarung” dengan sengit Cabup Sudagar atau Pengusaha akan berhadapan dengan Cabup dari Kyai atau Ulama. Pengusaha dengan sosok H.Buyar Winarso SE didampingi Djuwarni Amd dan sosok Kyai yang diwakili oleh KH Nashirudin Al Mansyur didampingi oleh Probo Indartono SE,Msi.

Keduanya merupakan calon yang lolos dalam putaran pertama dengan perolehan suara masing-masing 29,41% (Buyar) dan 27,52% (Nashirudin), sehingga dua-duanya harus siap tanding ulang besok hari Ahad mendatang. Sedangkan cabup Poniman Kasturo hanya memperoleh 23,75% dan Rustriyanto 19,33% keduanya harus rela meninggalkan gelanggang.

Kalau pada awalnya Buyar diusung oleh PPP, PAN, PKNU dan Gerindra kini telah mendapat tambahan PKS yang dulu mengusung Poniman, sedangkan Nashirudin yang diusung PD dan PKB kini telah memperoleh tambahan dari Gplkar yang dulu menghantar Poniman. Tinggal partainya Rustriyanto yang Sekretaris DPC PDIP belum jelas akan bergabung kemana.

Ada prediksi PDIP akan mendukung Buyar mengingat Probo (cawabup) yang masih duduk sebagai wakil Ketua DPC PDIP dan anggota DPRD dari PDIP dianggap sebagai “anak nakal” dan mbalelo yang keluar dari alur kebijakan partai. Jika PDIP secara formal mendukung Buyar maka kekuatan di Dewan akan menjadi 17 kursi ditambah 15 kursi minus 1 kursi (Probo) seluruhnya berjumlah 31 kursi melawan Nashirudin 18 kursi ditambah 1 kursi (Probo) akan menjadi 19 kursi.

Diatas kertas akan menang Buyar, tetapi “dibawah kertas” siapa tahu. Ini betul-betul pertandingan yang seru dan mengasyikan. Orang boleh menebak-nebak menurut versinya sendiri.Bagi yang percaya bagaimanapun incumbent / petahana pasti akan menang, beliaunya telah berada diatas angin dengan segala kemudahannya menggunakan segala jalur untuk “menjual diri” sebagai Bupati yang sedang berkuasa. Sedangkan dibalik itu tim sukses Buyar tidak kalah “umuk” dengan hitungan 31 kursi yang bisa diterjemahkan menjadi 62% suara pemilih juga merasa diatas awan.

Waktu tinggal beberapa hari lagi rakyat akan berbondong-bondong menuju TPS untuk memilih kandidat yang diperkirakan sama kuat, sama gagahnya. Walau orang Kebumen tahu dua-duanya “anak singkong” yang ingin meraih menjadi “anak keju” . Buyar berasal dari desa Wonokromo – Alian sebagai perwujudan “bocah gunung” sedangkan Nashirudin berketurunan asli dari desa Puwosari – Puring mewakili “bocah kisik” pinggir laut selatan. Semuanya kepengin “lenggah kursi gading dampar kencono” dipusat kota yang didirikan oleh KRT Kolopaking seabad yang lalu.

Buyar sebagai sudagar sukses di Jakarta yang konon merambat dari bawah. Hidupnya penuh penderitaan mengais rejeki di Ibukota mulai tahun 1987. Hari demi hari, tahun demi tahun berhasil lulus “seleksi alam keras” kota Metropolitan, berhasil duduk dan memimpin beberapa Perusahaan, antara lain PJTKI, transportasi dan juga Global Islamic School kini kepengin pulang kampung berbakti untuk tanah kelahirannya.

Nashirudin merupakan tokoh ulama berkharisma yang menapak kakinya diwilayah politik PPP, PKB dan tahun 2000 diajak Rustriningsih (PDIP) menjadi Wakil Bupati 2 kali dan tahun 2008 lalu diangkat menjadi Bupati dengan terpilihnya Rustriningsih sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah, sehingga sampai sekarang telah sepuluh tahun berpengalaman.

Siapakah yang akan menjadi pemenang hanya Tuhan yang tahu. Prediksi banyak kalangan jikapun salah satu menang selisihnya hanya tipis saja. Karena keduanya punya kekuatan strategi yang satu sama lain hampir sama. Jika ternyata yang satu melebihi jauh dari yang lain itupun tidak perlu dipermasalahkan, karena apabila sudah terpilih itulah pilihan rakyat. Berkonfrontasi dan bermahkamah tidaklah penting karena akan memperpanjang masalah. Jika hati “legawa” semuanya akan indah. Kebumen bukan Mojokerto,tidak perlu ada huru-hara yang akan menambah luka kota Kebumen tambah parah..

Saat ini banyak pihak berpesan agar Pemilukada putaran 2 ini berjalan lancar, aman, damai dan bermartabat. Tanpa adanya penghambur-hamburan uang yang tidak perlu,apalagi sampai terjadi bagi-bagi “wuwuran”. Disamping Pemerintah melarang, Hukum Agama tidak mengijinkan, Hukum Adat tidak men-seyogya-kan, tapi yang utama dan yang paling penting diketahui adalah “yang akan dibagi-bagi itu yang nggak ada”. Ibarat orang punya hajat dua-duanya sudah habis-habisan, apa harus jual alun-alun. Cukuplah sudah yang kemarin saja. Mari kita tunggu dan saksikan bersama fenomena “pengusaha versus kyai” menang kalah bahagia, manusia merencanakan Tuhan menentukan dan ingat selalu bahwa kita adalah bersaudara.

M. Syahri Nurwahab – Forum Penulis Kebumen
Alamat : Candiwulan Rt 03/01 – Kebumen 54