Jumat, 04 Juni 2010

SUDAGAR VERSUS KYAI

PILBUP KEBUMEN : PENGUSAHA VERSUS KYAI
Oleh M.Syahri Nurwahab

Kalau jaman Belanda sudagar dan kyai tergolong kelompok orang yang ”anti govermen” kini telah berganti jaman banyak pengusaha dan ulama yang ingin berebut jadi “orang pemerintah”.

Terbukti di Kebumen dalam beberapa hari mendatang (6/6) akan “bertarung” dengan sengit Cabup Sudagar atau Pengusaha akan berhadapan dengan Cabup dari Kyai atau Ulama. Pengusaha dengan sosok H.Buyar Winarso SE didampingi Djuwarni Amd dan sosok Kyai yang diwakili oleh KH Nashirudin Al Mansyur didampingi oleh Probo Indartono SE,Msi.

Keduanya merupakan calon yang lolos dalam putaran pertama dengan perolehan suara masing-masing 29,41% (Buyar) dan 27,52% (Nashirudin), sehingga dua-duanya harus siap tanding ulang besok hari Ahad mendatang. Sedangkan cabup Poniman Kasturo hanya memperoleh 23,75% dan Rustriyanto 19,33% keduanya harus rela meninggalkan gelanggang.

Kalau pada awalnya Buyar diusung oleh PPP, PAN, PKNU dan Gerindra kini telah mendapat tambahan PKS yang dulu mengusung Poniman, sedangkan Nashirudin yang diusung PD dan PKB kini telah memperoleh tambahan dari Gplkar yang dulu menghantar Poniman. Tinggal partainya Rustriyanto yang Sekretaris DPC PDIP belum jelas akan bergabung kemana.

Ada prediksi PDIP akan mendukung Buyar mengingat Probo (cawabup) yang masih duduk sebagai wakil Ketua DPC PDIP dan anggota DPRD dari PDIP dianggap sebagai “anak nakal” dan mbalelo yang keluar dari alur kebijakan partai. Jika PDIP secara formal mendukung Buyar maka kekuatan di Dewan akan menjadi 17 kursi ditambah 15 kursi minus 1 kursi (Probo) seluruhnya berjumlah 31 kursi melawan Nashirudin 18 kursi ditambah 1 kursi (Probo) akan menjadi 19 kursi.

Diatas kertas akan menang Buyar, tetapi “dibawah kertas” siapa tahu. Ini betul-betul pertandingan yang seru dan mengasyikan. Orang boleh menebak-nebak menurut versinya sendiri.Bagi yang percaya bagaimanapun incumbent / petahana pasti akan menang, beliaunya telah berada diatas angin dengan segala kemudahannya menggunakan segala jalur untuk “menjual diri” sebagai Bupati yang sedang berkuasa. Sedangkan dibalik itu tim sukses Buyar tidak kalah “umuk” dengan hitungan 31 kursi yang bisa diterjemahkan menjadi 62% suara pemilih juga merasa diatas awan.

Waktu tinggal beberapa hari lagi rakyat akan berbondong-bondong menuju TPS untuk memilih kandidat yang diperkirakan sama kuat, sama gagahnya. Walau orang Kebumen tahu dua-duanya “anak singkong” yang ingin meraih menjadi “anak keju” . Buyar berasal dari desa Wonokromo – Alian sebagai perwujudan “bocah gunung” sedangkan Nashirudin berketurunan asli dari desa Puwosari – Puring mewakili “bocah kisik” pinggir laut selatan. Semuanya kepengin “lenggah kursi gading dampar kencono” dipusat kota yang didirikan oleh KRT Kolopaking seabad yang lalu.

Buyar sebagai sudagar sukses di Jakarta yang konon merambat dari bawah. Hidupnya penuh penderitaan mengais rejeki di Ibukota mulai tahun 1987. Hari demi hari, tahun demi tahun berhasil lulus “seleksi alam keras” kota Metropolitan, berhasil duduk dan memimpin beberapa Perusahaan, antara lain PJTKI, transportasi dan juga Global Islamic School kini kepengin pulang kampung berbakti untuk tanah kelahirannya.

Nashirudin merupakan tokoh ulama berkharisma yang menapak kakinya diwilayah politik PPP, PKB dan tahun 2000 diajak Rustriningsih (PDIP) menjadi Wakil Bupati 2 kali dan tahun 2008 lalu diangkat menjadi Bupati dengan terpilihnya Rustriningsih sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah, sehingga sampai sekarang telah sepuluh tahun berpengalaman.

Siapakah yang akan menjadi pemenang hanya Tuhan yang tahu. Prediksi banyak kalangan jikapun salah satu menang selisihnya hanya tipis saja. Karena keduanya punya kekuatan strategi yang satu sama lain hampir sama. Jika ternyata yang satu melebihi jauh dari yang lain itupun tidak perlu dipermasalahkan, karena apabila sudah terpilih itulah pilihan rakyat. Berkonfrontasi dan bermahkamah tidaklah penting karena akan memperpanjang masalah. Jika hati “legawa” semuanya akan indah. Kebumen bukan Mojokerto,tidak perlu ada huru-hara yang akan menambah luka kota Kebumen tambah parah..

Saat ini banyak pihak berpesan agar Pemilukada putaran 2 ini berjalan lancar, aman, damai dan bermartabat. Tanpa adanya penghambur-hamburan uang yang tidak perlu,apalagi sampai terjadi bagi-bagi “wuwuran”. Disamping Pemerintah melarang, Hukum Agama tidak mengijinkan, Hukum Adat tidak men-seyogya-kan, tapi yang utama dan yang paling penting diketahui adalah “yang akan dibagi-bagi itu yang nggak ada”. Ibarat orang punya hajat dua-duanya sudah habis-habisan, apa harus jual alun-alun. Cukuplah sudah yang kemarin saja. Mari kita tunggu dan saksikan bersama fenomena “pengusaha versus kyai” menang kalah bahagia, manusia merencanakan Tuhan menentukan dan ingat selalu bahwa kita adalah bersaudara.

M. Syahri Nurwahab – Forum Penulis Kebumen
Alamat : Candiwulan Rt 03/01 – Kebumen 54

Tidak ada komentar:

Posting Komentar