Minggu, 11 April 2010

Kebumen Butuh Bupati "GILA" by M Syahri Nurwahab

KEBUMEN RINDU BUPATI “ GILA ”
Oleh M Syahri Nurwahab
Mungkin ungkapan “gila” akan mengagetkan semua pihak apalagi para calon bupati Kebumen yang sekarang sedang maju dalam Pilkada yang sebentar lagi akan diselenggarakan pada 11 April mendatang. Konotasi gila akan merupakan stigma jelek bagi siapapun, karena berarti tidak normal atau kurang waras.
Pilkada Kebumen diikuti oleh 4 kandidat, masing2 No. Urut 1. Rustriyanto-Rini Kristiani (Rustri),diusung PDIP,No.2 Nashirudin-Probo Indartono (Nashpro) diusung Partai Demokrat, No.3 Buyar Winarso-Djuwarni diusung PAN,PPP,Gerindra dan PKNU,No.4 Poniman Kasturo- Ning Afifatul Khoiriyah.diusung Partai Golkar,PKS dan beberapa partai non parlemen.
Keempat pasangan merupakan jago pilihan yang berasal dari non partai kecuali Rustriyanto,Sekretaris PDIP,Nashirudin yang “didaulat” menjadi Ketua Partai Demokrat tiban sekarang masih menjabat Bupati Kebumen.Yang lebih “unik” adalah Probo Indartono anggota DPRD dari PDIP tapi dicalonkan oleh Partai Demokrat. Selebihnya yang 5 orang betul-betul bukan anggota partai apapun, 3 dari swasta dan 2 orang dari PNS Pendidikan mereka 6 orang sarjana dan 2 orang SLTA..
Setelah melalui saat perkenalan, sosialisasi, dialog, diskusi dan kampanye masyarakat menjadi tahu kapasitas masing2 calon, hampir seimbang rata2 sama visi dan misinya, karena era sekarang memang para kandidat tidak boleh menyimpang dari RPJP dan RPJM yang telah disepakati bersama.
Dari mereka tampak tidak ada tawaran program yang menggigit, yang akan merubah Kebumen dimasa mendatang, karena semua sadar akan keterbatasan APBD yang cenderung stagnan bahkan bisa jadi menurun bila ditilik dari volume kegiatan. Kalau hanya dari APBD yang akan mereka lakukan kedepan bisa dipastikan Kebumen tidak akan lebih maju, kesejahteraan masyarakat tidak berubah apalagi meningkat.
Program pengentasan pengangguran dan kemiskinan,peningkatan kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat juga akan terkendala, apalagi pembangunan infra struktur jelas juga akan menurun seiring dengan makin banyaknya beban biaya pegawai baik yang PNS maupun yang honorer. Jika demikian adanya apa yang dapat diharapkan dari Bupati terpilih nanti,yang ada pastilah,statis,tanpa greget,belum lagi kalau ada bencana alam. Nyatanya yang sekarang terjadi anggaran Pilbup yang dialokasikan 23 M saja itu sudah banyak memangkas kegiatan beberapa SKPD yang nota bene menunda program yang sudah direncanakan matang dalam Musrenbang. Semua menjadi kecewa, mereka telah lelah merencanakan pembangunan sampai adu otot demi terlaksananya program tapi akhirnya terpangkas dengan berkurangnya alokasi anggaran bagi SKPD-nya. Belum lagi ADD yang dulunya sudah hampir mencapai 40 M sekarang tinggal 33 M, apa kata dunia ada anggaran kok menurun? Beberapa Kepala Desa mengeluh mengapa ADD kok turun sedangkan tuntutan mereka ke Senayan beberapa hari lalu adalah 1 M tiap desa per tahun agar terlaksana dengan segera program Gubernur kita “Bali Ndesa Mbangun Ndesa”.
Bupati “ Gila”
Untuk mengatasi kendala APBD,diharapkan Bupati terpilih berani mengambil cara “gila”. Jika memang kekuatan anggaran hanya berkisar 1 T sedangkan diperkirakan Kebumen setiap tahun membutuhkan sekurang-kurangnya 2 T,bagaimana jalan untuk menutupnya. Memang tidak lain adalah pertama mengirit biaya rutin dengan tidak mengurangi kualitas pelayanan, mengurangi biaya rapat tapi tetap dapat berkoordinasi dengan segala upaya komunikasi modern.Yang sangat akan berpengaruh adalah dihentikannya dulu pengadaan kendaraan dinas secara menyeluruh sehingga apa yang ada sekarang terus saja dipergunakan sampai 5 tahun mendatang.Secara tehnis kendaraan yang ada masih cukup bagus untuk syarat penampilan dan melaksanakan tugas.
Selain itu kegilaan selanjutnya adalah Bupati terpilih harus berani melangkah maju ke Jakarta bahkan kalau perlu sampai ke manca Negara menggandeng pihak ketiga untuk masuk Kebumen menanamkan modalnya sehingga ketersediaan lapangan pekerjaan meningkat dan produktivitas berkembang,pendapatan masyarakat juga ikut meningkat. Bisa membangun industry manufaktur ataupun agro industry sesuai dengan visi misi Kebumen “ Menuju Daerah Agrobisnis Yang Maju,Sejahtera dan Mandiri” dimana ketersediaan lahan dan tenaga kerja sangat mencukupi.
Kegilaan berikutnya adalah beliau harus berani hidup sederhana secukupnya, tidak hedonis dan konsumtif sehingga akan dicontoh langsung oleh para bawahan. Tidak usah KKN dalam bentuk apapun sehingga dapat hidup dan bekerja dengan penuh dedikasi dan barokah. Hidupnya adalah kerja dan kerja yang dalam bentuk lain adalah merupakan pelaksaan amanah sebagai ibadah.Karena banyak terjadi sumber masalah adalah bermula dari tingkah laku sang Bupati yang berkonspirasi dengan lembaga legislative sehingga apapun bisa menjadi legal formal namun disisi lain sangat merugikan rakyat.
Kegilaan terakhir Bupati terpilih haruslah seorang yang pemberani, bisa berhubungan kebawah, kesamping dan keatas dengan lugas. Tidak ada yang ditakuti dan diewuhi sehingga dalam rangka melaksanakan tugas tidak setengah-tengah karena tidak dibayang-bayangi oleh rasa salah dan ketakutan. Dalam hal tertentu harus berani “menentang” atasan jika ternyata secara rasio dan tehnis apa yang diperintahkan tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan. Otonomi daerah harus diperjuangkan sepenuhnya sehingga Bupati sebagai Kepala Daerah dapat berbuat banyak.
Untuk berani merubah Kebumen memang masyarakat butuh dan rindu akan “Bupati Gila”.Semoga ada yang berani melakoninya.

M.SYAHRI NURWAHAB – Forum Penulis Kebumen
Alamat : Candiwulan Rt 03/01 Kebumen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar