Sabtu, 06 Maret 2010

PILKADA TANPA TIM SUKSES by M.Syahri Nurwahab

PILKADA TANPA TIM SUKSES

Ini sebuah wacana “gila” yang mungkin tidak lazim atau belum diuji cobakan, tetapi bila dipikir-pikir untuk apa sih tim sukses itu. Tim Sukses adalah mereka beberapa orang yang ditunjuk oleh sang Calon untuk mengatur, menggalang dan meraih simpati sebanyak-banyaknya dari calon pemilih. Namun kenyataan yang ada tim sukses justru sangat membebani sang calon dengan beberapa mata anggaran yang kadang tidak masuk akal. Tetapi anehnya sang calon percaya 100 % bahwa apa yang dikatakan tim sukses itu bagaikan kalimat sakti yang harus dituruti, bila tidak tahu sendiri akibatnya.

Bila mau mencoba, semua calon dapat meraih sukses tanpa tim sukses. Ibarat sebuah teka-teki jawabannya sudah tahu pasti, bahwa yang jadi hanyalah satu. Mengapakah tidak para calon bersatu saja dan rukun, ibarat teman sekolah yang akan menempuh ujian yang niatnya semua bakal lulus namun mereka sadar betul bahwa nilai mereka tidak akan pernah sama persis, pasti ada perbedaannya. Kalau semua calon bisa rukun dan bersatu sebetulnya tanpa tim suksespun salah satu dari mereka pasti akan terpilih. Dan yang terpenting dan terutama mereka semua akan menjadi calon bupati / walikota / gubernur minimalis. Dengan sedikit biaya salah satu dari mereka terpilih menjadi kepala daerah. Adapun yang tidak terpilih masih banyak peluang, pasti dapat selalu kerja sama dengan kepala daerah terpilih, karena saat pemilu mereka sudah guyub rukun bersatu, sehingga sang bupati/walikota /gubernur dapat mengajak mereka yang gagal, dalam banyak bidang yang menguntungkan kedua belah pihak. Kesemuanya beruntung tanpa ada yang buntung, “halalan thoyyiban” sesuai keyakinan. Kan agama bukan hanya dipakai ketika di masjid/gereja/vihara dan kelenteng saja, dalam pilkada pun agama harus dijunjung tinggi dan diutamakan, sehingga hidup ini ada maknanya.

Untuk maksud seperti tersebut diatas, yang dikedepankan oleh partai pengusung calon adalah nawaitu untuk berjuang membangun daerahnya. Jangan ada niatan untuk memperkaya diri dan jangan ada pula calon dari luar partai karena ini budaya yang tidak wajar dinegara manapun didunia, kecuali di Indonesia yang malah justru calon dari luar partai dibudayakan, karena semua tahu bahwa posisi partai pada saat ini yang begitu lemah baik lembaganya maupun personalnya. Jika ketua partai atau pengurus lain yang diusung oleh partainya maka secara otomatis tim sukses sudah terbentuk dengan sendirinya. Dan jika ini berjalan secara organisatoris / kelembagaan pastilah akan bisa jadi kenyaatan bahwa para calon kepala daerah dapat sukses tanpa tim sukses yang berbiaya tinggi seperti yang lazim sekarang ini. Kapan akan dicoba, sekarangpun sudah dapat dimulai karena tanpa kampanye pun orang akan tetap memilih karena fungsi lembaga pemilihan umum KPU sampai PPS sudah sangat mapan dari pusat sampai ke desa.

Merekalah yang akan mengkampanyekan calon lewat televisi, surat kabar dan radio. Kalau bisa disederhanakan kenapa harus dirumitkan. Jangan khawatir tidak dipilih. Pasti rakyat akan berduyun-duyun menuju TPS, karena bagi masyarakat Indonesia Pemilu bukan hanya peristiwa lahir, tetapi merupakan peristiwa batin, peristiwa jiwa, mengikat rasa, yang sangat “eman-eman” dan “gamam” kalau sampai ditinggalkan. Golput asli masih sangat langka, yang ada adalah golput karena dirantau tidak dapat pulang kampung. Survey telah membuktikan walau golput disebut sampai 30 % itu semua karena keterpaksaan bukan karena kenekadan dan kesengajaan. Renungkanlah ! Salam untuk bangsaku.

M.SYAHRI NURWAHAB
Forum Penulis Kebumen
Candiwulan Rt 03/01 - Kebumen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar