Sabtu, 20 Februari 2010

NEGERI TERLANJUR DAN SALING SIMPAN " TRUFF"

NEGERI TERLANJUR DAN SALING MENYIMPAN “TRUF”
Membaca Tajuk Rencana SM 17/2/2010 Redaksi sunguh sangat cerdas mengurai kemelut bangsa ini yang dari sejak Republik ini berdiri tampaknya para pemimpin belum menemukan bentuk memerintah yang “aman” bagi semuanya. Setiap kepemimpinan masing2 menyimpan kelemahan yang tidak disadari oleh yang memimpin tapi selalu dicatat oleh yang dipimpin. Dan itu disimpan sebagai alat “gebuk” kapan saja diperlukan, bukan malah segera diberitahukan kelemahan sang pemimpin baik secara empat mata ataupun melalui nasihat bertahap. Apakah karena tidak berani, “ewuh rikuh” ataupun malah sengaja dibiarkan kita hanya meraba-raba adanya. Keadaan ini persis seperti apa yang ditulis mas Prie GS dalam parody-nya beberapa waktu lalu bahwa semua dibiarkan , dicuekan, dimasa bodohkan sehingga akhirnya menjadi terlanjur.

Jika melihat ini semua sejarah telah mencatat, turunnya sang pemimpin negeri ini hampir semua dalam keadaan “tidak khusnul khotimah” , hanya turunnya Ibu Mega yang digantikan SBY yang berjalan mulus, konstitusional dan aman. Selebihnya kelihatan tampak seperti kena sumpah Empu Gandring, saling bunuh untuk bisa menduduki kursi istana. Akankah hal ini akan berulang, kita berharap jangan sampai terjadi. Solusinya adalah kembali kepada hakikat kehidupan mencari apa sih dimuka bumi ini. Semua kita berharap mencari selamat fiddunya wal akhirah, tetapi memang kadang diperjalanan kita lupa dan mabuk kuasa. Sehingga dengan tidak merasa kita banyak melakukan kekeliruan dan kesalahan yang kadang menurut anggapan diri sendiri itu benar adanya.Dan kalau sudah terlanjur dianggap salah oleh orang banyak kita biasanya berkelit dan bertahan mati-matian memperhatankannya. Namun hukum alam mengatakan sekuat-kuat menahan kesalahan / keterlanjuran lambat laun pasti akan jebol juga.

Mestinya kepada semua pihak bila sekiranya melihat kekeliruan dan keterlanjuran sang pemimpin di segala tingkatan dan disegala jenis lapangan kepemimpinan, khususnya pemimpin pemerintahan segeralah diambil jalan yang terbaik, dirembug dan dimusyawarahkan dengan hati yang jernih antara eksekutif, legislative, yudikatif dan tokoh masyarakat bangsa, bagaikan menyelesaikan persoalannya sendiri. Bangsa yang ingin maju dan makmur hanyalah mereka bangsa yang mau bersatu dalam banyak aspek , menyingkirkan semua pertikaian dan jangan pernah menganggap bahwa saya mampu mengubah keadaan hanya bersendiri atau kelompoknya sendiri saja, itu mustahil .Sehingga kerja sama dengan semua rakyat itu sangat diperlukan dan tidak usah menginginkan pegang “keris Empu Gandring” yang sewaktu-waktu mau menusuk dari depan ataupun dari belakang.

Orang bijak berkata,siapa yang menjadi pemimpin itu sudah ada garisnya maka setelah bersaing dalam Pilpres,Pilgub,Pilbup/Pilwakot termasuk Pilkades, kembalilah bersatu guyub rukun bagaikan orang habis bangun tidur, semuanya hanya mimpi sesaat yang segera harus dilupakan. Jangan disimpan sebagai “truf atau keris Empu Gandring”. Selamat Indonesia.

M.SYAHRI NURWAHAB
Forum Penulis Kebumen
Candiwulan Rt 03/01 - Kebumen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar