Sabtu, 09 Januari 2010

Kandidat Ketua Demokrat Kebumen.

KANDIDAT KETUA DEMOKRAT KEBUMEN : OUTSIDER ?

Pada Muscab Demokrat Kebumen 3 tahun lalu terpilih Edy Susanto yg waktu itu belum banyak berkiprah di partai, hanya kebetulan dianggap pengusaha konstruksi yang sukses, ini mengakibatkan hilangnya seorang kader dan pendiri Demokrat di Kebumen Suwarto Adi yg sejak awal berjuang dan merintis berdirinya PD bersama Ambar Toni yg menjadi Ketua pertama Demokrat Kebumen. Perjalanan Edy “dianggap” tidak amanah sehingga digusur oleh kekuatan PAC yang mungkin kurang sepaham, tragis sekali memang.

Kejadian ini kelihatannya akan berulang dengan munculnya 2 kandidat ketua dalam Muscablub yang “terpaksa” harus diselenggarakan akibat mosi tidak percaya yg mendepak Edy Susanto beberapa waktu lalu. Kebetulan mereka berdua adalah pengusaha / orang sukses di Jakarta, yang nota bene kedua-duanya “bernafsu” menjadi Cabup Kebumen dalam Pilkada April mendatang, Mereka adalah Poniman Kasturo dan Buyar Winarso yang konon “orang desa” yang telah bisa berubah menjadi “orang kota” dengan cukup sukses dalam bidang usaha. Apakah mereka kader Demokrat di Jakarta kita tidak mendengar. Mereka berdua adalah sebagian dari orang-orang Kebumen yang sukses di Jakarta, yang lain masih banyak baik yang pengusaha maupun yang birokrat.

Melihat hal ini “kader asli” Demokrat yang telah bertahun-tahun “bertapa” di partai jelas menjadi kecil hati dan resah. Akankah partai ini dibangun dan dibesarkan hanya untuk “area parkir” orang2 hebat yang kebetulan punya banyak fulus ? Mestinya sesuai kaidah partai manapun jelas tidak demikian, termasuk juga di partai Demokrat. Seharusnya teori “ assabiqunal awwalun “ yang diutamakan, yang diprioritaskan, yang berangkat dahulu dan didepan yang di “uwongkan” sehingga tidak menimbulkan friksi dalam partai yang so pasti dikemudian hari partai tersebut akan ribut terus. Prgamatisme boleh wsaja,tetapi yang realistis dan tertib mengalir menjaga harmoni alam. Bukan rahasia umum bahwa besarnya partai Demokrat karena kecipratan “wahyu dan ndarunya” SBY dinegeri ini. Hal ini di Indonesia sudah menjadi adat, jaman Sukarno orang ramai2 dukung Sukarno, jaman Suharto orang sejagat Nusantara berlindung dibawah pohon beringin, jaman Megawati orang ramai2 jadi si penggembala sapi. Demikian juga di Kebumen jaman bu Rustri orang2 yang berbaju hijaupun ramai2 jadi “cah angon” yang kebetulan senang warna merah.

Seyogyanya setiap partai mengutamakan kadernya dulu, ini yang paling sehat. Dan paling lama menjabat ketua cukup 2 periode saja. Kalau di Golkar Kebumen beri kesempatan pada Slamet Marsum untuk menggantikan Suprapto yang sudah 2 periode. Para “outsider” berjuang dahulu lah, berdarah-darah dan berkeringat dulu menjaring matahari. Salam

M.Syahri Nurwahab

Forum Penulis Kebumen



Tidak ada komentar:

Posting Komentar